Translate

Sunday, May 18, 2014

Dulang emas .

I

Teringat aku pada sosok tua ,
Hadirnya ke sebuah kandang yang menternak manusia bijak ,
dengan pakaian yang di anggap paling  terbaik ,
kopiah tanda agama di semat di kepala ,
baju batik ,berkasut .
hadir dengan seyuman ,
juga dengan rasa besar hati mungkin .

Aku turut hadir  .

Di sudut itu
Aku perhatikan semuanya .

Wahai bapak
senyumanmu ikhlas ,
sinar matamu tulus .

Wahai bapak ,
aku mencari sinar asbab wujudmu ,
dirai ala kadar ,
sedangkan kamu lah tetamu , kamulah raja ,
hadirmu membawa barokah ,
pulangmu menggugurkan dosa tuan rumah .
kau datang dari kampong ,
kau tidak tahu berbahasa dengan bahasa penjajah ,
kerjamu mendulang ,
kerjamu bergelumang dengan keringat dan lumpur ,
apa sidang ini mengerti ?

II

Sidang ini tamat .
Dan kau berjalan perlahan meninggalkan ruang sidang ,
langkahmu perlahan ,
perlahan ,
wahai bapak ,masih tersisakah kudratmu ?

Dan anakmu menanti ,
di sebalik kereta tua ,
yang diletakkan jauh dari kereta-kereta sidang yang mahal dan besar belaka

Wahai bapak ,

aku malu

aku malu

aku malu

sidang yang kau anggap sebagai golongan cendekiawan ini
sebenarnya , jahil .bodoh .

kemanusiaan mereka hilang ,tenggelam dengan mitos kuasa .

Wahai bapak ,
Wujudmu seperti akar
dan sidang cerdik pandai ini hanyalah bunga dan buah yang terbit daripada akarmu

Apakah kan mereka mengerti ?

Wahai bapak
nantikan aku berdiri di atas sidang ini ,

menjulang kamu dan sekaliannya ,
kita buktikan akar yang menalar itulah sumber .
tanpa akar ,tiada buah ,tiada bunga .

Tiadalah semuanya .